Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar tujuan dari pembelajaran dapat
terwujud. Pada saat mengajar seorang guru akan menghadapi beberapa masalah
dalam kelasnya. Salah satu masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran
adalah masalah pengelolaan kelas. Dalam menghadapi masalah pengelolaan kelas,
guru dapat menerapkan berbagai pendekatan. Pendekatan pertama ialah dengan
menerapkan sejumlah laranga dan anjuran, misalnya : tidak menegur siswa di
hadapan kawan-kawannya, dalam memberikan peringatan kepada siswa janganlah
mempergunakan nada suara yang tinggi, tidak pilih kasih dan guru hendaknya
patuh terhadap aturan-aturan yang telah dibuatnya. Guru yang melaksanakan
perintah dan larangan itu hanya bersikap reaktif terhadap masalah-masalah
pengelolaan kelas yang timbul dengan jangkauan yang amat sempit, yaitu hanya
terbatas pada masalah-masalah yang muncul sesewaktu saja. Padahal dari guru
diharapkan tindakan-tindakan yang menjangkau kemungkinan timbulnya
masalah-masalah yang dapat muncul di masa depan, sehingga timbulnya
masalah-masalah itu dapat dicegah. Pendekatan perintah dan larangan mirip
seperti resep, yang mana jika resep itu gagal makan guru dapat kehilangan akal
dalam menangani maslah yang dihadapinya karena guru tidak dapat menganalisis
dan menemukan alternatife tindakan untuk menghadapi masalah yang sedang
dihadapi. Pendekatan lain yang boleh jadi dipakai oleh guru-guru dalam
menangani masalah-masalah pengelolaan kelas. Pendekatan ini sebenarnyalah tidak
tepat diterapkan di kelas-kelas kita. Meskipun pendekatan yang sedang kita
bicarakan ini hendaknya tidak dilaksanakan oleh guru-guru, namun perlu
diketahui agar kita semua mengenalnya sehingga tidak terjerumus ke dalamnya.
Pendekatan yang tidak tepat itu, yaitu: penghukuman atau pengancaman,
pengalihan atau pemasabodohan dan penguasaan atau penekanan. Tidak seperti dua
pendekatan diatas, pendekatan pengubahan tingkah laku didasarkan pada teori
yang mantap. Secara singkat, teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa semua
tingkah laku, baik tingkah laku yang disukai ataupun yang tidak disukai, adalah
hasil belajar. Mereka yang percaya dengan teori ini berpendapat bahwa: (1)
penguatan positif, penguatan negatif, hukuman dan penghilangan berlaku bagi
proses belajar pada semua tingkatan umur dan dalam semua keadaan, dan (2)
proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan. Selain itu ada pendekatan
iklim sosio-emosional dibangun atas dasar pandangan bahwa pengelolaan kelas
yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa. Hubungan anatar siswa dan guru ini dipengaruhi oleh
keterbukaan atau sikap tidak berpura-pura dari guru, penerimaan maupun
kepercayaan guru terhadap siswa maupun empati guru terhadap siswa. Jadi, fungsi
guru adalah mengembangkan hubungan yang baik dengan setiap siswa. Keterlibatan dari
pendekatan ini adalah siswa dipandang sebagai keseluruhan individu yang sedang
berkembang, bukan sebagai sekelompok anak yang sedang mempelajarari pelajaran tertentu.
Selain pendekatan-pendekatan di atas, ada pendekatan lain yaitu pendekatan
proses kelompok. Penggunaan pendekatan proses kelompok didasatkan atas prinsip
psikologi sosial dan dinamika kelompok. Pendekatan ini menekankan pentingnya
mengetahui cirri-ciri kelompok yang ada di dalam kelompok kelas dan saling
berhubungan anatar siswa yang menjadi anggota kelompok kelas itu. Sehingga,
tugas pertama dari seorang guru adalah menggembangkan keeratan hubungan antar
anggota kelompok kelas dengan menumbuhkan sikap saling menghargai dan membangun
komunikasi yang tepat antar anggota kelompok. Selanjutnya, guru membantu siswa
mengembangkan aturan-aturan atau norma-norma kelompok yang produktif dan
menyenangkan.
jiiiiiiiiii
Menurut
pendapat saya, untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan
kelas secara efektif guru harus mampu :
Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik
yang bersifat perorangan maupun kelompok,
memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah
tertentu dan memilih serta menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.
Sebagai seorang pengajar atau guru harus memiliki peranan penting didalam
kelas, dalam menghadapi masalah-masalah penglolaan kelas seorang pengajar
hendaknya sebelum memulai pelajaran kita harus mampu mengenali tingkah laku
siswa antara satu dengan yang lainnya. Masalah pengelolaan harus ditangani dengan
pemecahan yang bersifat pengelolaan. Dalam proses belajar kelompok seorang
pengajar harus mampu membagi siswa dengan tidak memperhatikan perbedaan ras
suku bangsa,dan tidak menganak emaskan siswa yang pintar dengan siswa yang
bodoh dengan kata lain tidak pilih kasih. Jika hal ini sudah diperhatikan dan
selalu dilaksanakan dalam mengajar diberbagai macam kelas, maka masalah
pengelolaan kelas akan mudah mendapatkan penyelesaian. Tetapi sebaliknya
masalah-masalah penglolaan kelas bisa saja terjadi walaupun kita sebagai
seorang pengajar sudah menjalankan hal-hal yang disebutkan diatas tidak dapat
dipungkiri masalah-masalah pengelolaan kelas tidak mudah mendapatkan suatu
penyelesaian. Ini merupakan tugas atau tantangan tersendiri bagi seorng
pengajar harus benar-benar mampu menguasai kelas yang sering terjadi masalah
dalam belajar berkelompok. Salah satu cara bagi calon guru yaitu dengan cara mendidik adik sendiri atau
mendidik murid privat, dari sanalah kita akan lebih mudah mengenali sifat dan
tingkah laku seseorang jadi jika kita sudah menjadi seorang pendidik kita sudah
siap menghadapi anak yang bandel, nakal, pintar, bodoh dalam pengelolaan kelas.
Kita sebagai calon guru setidaknya dan seharusnya tahu bagaimana cara mengatasi
masalah-masalah dalam pengelolaan kelas agar kita tahu gambaran yang harus
dipersiapkan sebelum atau setelah pembelajaran agar tujuan dari pembelajran itu
tercapai secara efisien dan sukses. Jika tidak menghiaraukan
masalah-maslah dalam pengelolaan kelas
maka mengajar hanya sekedar mengajar saja tanpa memperhatikan situasi dan
kondisi kelas dalam proses pembelajaran. Seharusnya dari konteks pembelajaran
yang sukses adalah tahu masing masing karakter dari setiap siswa, dari latar
belakang mereka sehingga apabila ada suatu kendala kita mampu mengatasinya
dengan cara pendekatan secara emosional lah yang mampu menyelesaikan masalah
tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai colon pengajar kita harus
benar-benar belajar bagaimana cara menghadapi
masalah-masalah penelolaan kelas.