Selasa, 11 November 2014

Refleksi Menghadapi Masalah-Masalah Pengelolaan Kelas

iiiiiiiiiiDalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar tujuan dari pembelajaran dapat terwujud. Pada saat mengajar seorang guru akan menghadapi beberapa masalah dalam kelasnya. Salah satu masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran adalah masalah pengelolaan kelas. Dalam menghadapi masalah pengelolaan kelas, guru dapat menerapkan berbagai pendekatan. Pendekatan pertama ialah dengan menerapkan sejumlah laranga dan anjuran, misalnya : tidak menegur siswa di hadapan kawan-kawannya, dalam memberikan peringatan kepada siswa janganlah mempergunakan nada suara yang tinggi, tidak pilih kasih dan guru hendaknya patuh terhadap aturan-aturan yang telah dibuatnya. Guru yang melaksanakan perintah dan larangan itu hanya bersikap reaktif terhadap masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dengan jangkauan yang amat sempit, yaitu hanya terbatas pada masalah-masalah yang muncul sesewaktu saja. Padahal dari guru diharapkan tindakan-tindakan yang menjangkau kemungkinan timbulnya masalah-masalah yang dapat muncul di masa depan, sehingga timbulnya masalah-masalah itu dapat dicegah. Pendekatan perintah dan larangan mirip seperti resep, yang mana jika resep itu gagal makan guru dapat kehilangan akal dalam menangani maslah yang dihadapinya karena guru tidak dapat menganalisis dan menemukan alternatife tindakan untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapi. Pendekatan lain yang boleh jadi dipakai oleh guru-guru dalam menangani masalah-masalah pengelolaan kelas. Pendekatan ini sebenarnyalah tidak tepat diterapkan di kelas-kelas kita. Meskipun pendekatan yang sedang kita bicarakan ini hendaknya tidak dilaksanakan oleh guru-guru, namun perlu diketahui agar kita semua mengenalnya sehingga tidak terjerumus ke dalamnya. Pendekatan yang tidak tepat itu, yaitu: penghukuman atau pengancaman, pengalihan atau pemasabodohan dan penguasaan atau penekanan. Tidak seperti dua pendekatan diatas, pendekatan pengubahan tingkah laku didasarkan pada teori yang mantap. Secara singkat, teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa semua tingkah laku, baik tingkah laku yang disukai ataupun yang tidak disukai, adalah hasil belajar. Mereka yang percaya dengan teori ini berpendapat bahwa: (1) penguatan positif, penguatan negatif, hukuman dan penghilangan berlaku bagi proses belajar pada semua tingkatan umur dan dalam semua keadaan, dan (2) proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan. Selain itu ada pendekatan iklim sosio-emosional dibangun atas dasar pandangan bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hubungan anatar siswa dan guru ini dipengaruhi oleh keterbukaan atau sikap tidak berpura-pura dari guru, penerimaan maupun kepercayaan guru terhadap siswa maupun empati guru terhadap siswa. Jadi, fungsi guru adalah mengembangkan hubungan yang baik dengan setiap siswa. Keterlibatan dari pendekatan ini adalah siswa dipandang sebagai keseluruhan individu yang sedang berkembang, bukan sebagai sekelompok anak yang sedang mempelajarari pelajaran tertentu. Selain pendekatan-pendekatan di atas, ada pendekatan lain yaitu pendekatan proses kelompok. Penggunaan pendekatan proses kelompok didasatkan atas prinsip psikologi sosial dan dinamika kelompok. Pendekatan ini menekankan pentingnya mengetahui cirri-ciri kelompok yang ada di dalam kelompok kelas dan saling berhubungan anatar siswa yang menjadi anggota kelompok kelas itu. Sehingga, tugas pertama dari seorang guru adalah menggembangkan keeratan hubungan antar anggota kelompok kelas dengan menumbuhkan sikap saling menghargai dan membangun komunikasi yang tepat antar anggota kelompok. Selanjutnya, guru membantu siswa mengembangkan aturan-aturan atau norma-norma kelompok yang produktif dan menyenangkan
         Menurut pendapat saya, untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus mampu : Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok, memahami pendekatan  mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah tertentu dan memilih serta menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan  masalah yang dimaksud. Sebagai seorang pengajar atau guru harus memiliki peranan penting didalam kelas, dalam menghadapi masalah-masalah penglolaan kelas seorang pengajar hendaknya sebelum memulai pelajaran kita harus mampu mengenali tingkah laku siswa antara satu dengan yang lainnya. Masalah pengelolaan harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan. Dapat dikatan bahwa pemilihan pendekatan yang tepat sangatlah penting dalam proses belajar mengajar di kelas sehingga mampu mengelola kelas dengan baik. Dalam proses belajar kelompok seorang pengajar harus mampu membagi siswa dengan tidak memperhatikan perbedaan ras suku bangsa,dan tidak menganak emaskan siswa yang pintar dengan siswa yang bodoh dengan kata lain tidak pilih kasih. Jika hal ini sudah diperhatikan dan selalu dilaksanakan dalam mengajar diberbagai macam kelas, maka masalah pengelolaan kelas akan mudah mendapatkan penyelesaian. Tetapi sebaliknya masalah-masalah penglolaan kelas bisa saja terjadi walaupun kita sebagai seorang pengajar sudah menjalankan hal-hal yang disebutkan diatas tidak dapat dipungkiri masalah-masalah pengelolaan kelas tidak mudah mendapatkan suatu penyelesaian. Ini merupakan tugas atau tantangan tersendiri bagi seorng pengajar harus benar-benar mampu menguasai kelas yang sering terjadi masalah dalam belajar berkelompok. Salah satu cara bagi calon guru yaitu  dengan cara mendidik adik sendiri atau mendidik murid privat, dari sanalah kita akan lebih mudah mengenali sifat dan tingkah laku seseorang jadi jika kita sudah menjadi seorang pendidik kita sudah siap menghadapi anak yang bandel, nakal, pintar, bodoh dalam pengelolaan kelas. Kita sebagai calon guru setidaknya dan seharusnya tahu bagaimana cara mengatasi masalah-masalah dalam pengelolaan kelas agar kita tahu gambaran yang harus dipersiapkan sebelum atau setelah pembelajaran agar tujuan dari pembelajran itu tercapai secara efisien dan sukses. Jika tidak menghiaraukan masalah-maslah  dalam pengelolaan kelas maka mengajar hanya sekedar mengajar saja tanpa memperhatikan situasi dan kondisi kelas dalam proses pembelajaran. Disamping mengajarkan siswa tentang materi ajar, seorang guru seharusny dari konteks pembelajaran yang sukses adalah tahu masing-masing karakter dari setiap siswa dan latar belakang dari siswa tersebut sehingga apabila ada suatu kendala kita mampu mengatasinya dengan cara pendekatan secara emosional lah yang mampu menyelesaikan masalah tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai calon pengajar kita harus benar-benar belajar bagaimana cara menghadapi masalah-masalah dalam pengelolaan kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar